Sarolangun, 16 Juli 2025 — Sebuah video yang menampilkan pemberhentian alat berat jenis excavator oleh sekelompok warga di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, sempat menghebohkan jagat media sosial. Dalam video tersebut, warga Muratara terlihat menghentikan laju alat berat yang dituding milik Bupati Sarolangun, H. Hurmin, yang diduga akan digunakan untuk aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Peristiwa itu terjadi saat alat berat sedang dalam perjalanan keluar dari wilayah Rawas Ulu dan Hulu Rawas, Muratara.
Video itu pun dengan cepat menyebar luas dan memicu berbagai spekulasi publik, terutama mengarah pada keterlibatan pejabat publik dalam aktivitas tambang ilegal. Banyak netizen yang berspekulasi tanpa konfirmasi dan langsung mengaitkan alat berat tersebut dengan dugaan aktivitas PETI di wilayah perbatasan Sumsel–Jambi.
Namun, pada Rabu (16/07/2025), klarifikasi resmi datang dari tokoh masyarakat Muratara, Abdul Aziz. Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui sambungan telepon kepada media online Kabarsarolangun.com, Abdul Aziz mewakili masyarakat Kabupaten Muratara menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada Bupati Sarolangun, H. Hurmin, atas kesimpangsiuran informasi yang sempat beredar.
“Atas nama masyarakat Kabupaten Muratara, kami menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada Bupati Sarolangun H. Hurmin atas kegaduhan yang terjadi. Tidak ada niat sedikit pun dari kami untuk menjelekkan nama baik beliau. Kejadian ini murni akibat kesalahpahaman dan simpang siur informasi di lapangan,” ujar Abdul Aziz.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat di lapangan hanya bereaksi spontan melihat alat berat yang keluar dari wilayah mereka pada malam hari, tanpa mengetahui secara pasti tujuan dan kepemilikannya. Reaksi tersebut kemudian direkam dalam video amatir dan diunggah ke media sosial, yang dalam waktu singkat menjadi konsumsi publik tanpa adanya klarifikasi lebih dahulu.
“Ketika masyarakat melihat alat berat itu, mereka spontan curiga. Karena banyak isu PETI di sekitar wilayah kami, maka masyarakat langsung berprasangka. Ditambah lagi ketika membuka media sosial pagi harinya, pemberitaan soal alat berat itu sudah tersebar dengan berbagai narasi yang belum tentu benar,” jelasnya.
Abdul Aziz berharap klarifikasi ini dapat meluruskan persepsi publik dan menghentikan penyebaran informasi yang tidak berdasar. Ia juga meminta masyarakat untuk tidak mudah terpancing oleh unggahan viral yang belum terverifikasi, terutama menyangkut nama baik seseorang atau pejabat daerah.
Pihak Bupati Sarolangun sendiri belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan maaf tersebut, namun klarifikasi ini diharapkan dapat meredakan ketegangan yang sempat muncul di ruang publik terkait dugaan aktivitas tambang ilegal yang melibatkan pejabat daerah.