Menu

Mode Gelap
Kasus Pengrusakan Bangunan Yung Yung Chandra Mandek: SP2HP Menumpuk, Police Line Tak Pernah Dipasang Walaupun Sudah Disegel, PT.SAS Tetap Beroperasi: Warga Nilai DPRD Jambi Jadi “Beking” Perusahaan Pemuda Tanjab Timur Pertanyakan Kredibilitas Terpilihnya Try Ardiyansah dalam Musda KNPI Versi Iqbal Linus Investigasi Khusus: Mengurai Jaringan Penyelundupan Emas Ilegal Jambi Menggurita Hingga ke Luar Negeri Masyarakat Desak PETI di Sungai Duo Dihentikan: Kades Rantau Jering Diduga Membiarkan dan Turut Bermain Pahmi Mantan Anggota DPRD Merangin: Diduga Main PETI di Muara Siau, AMPMJ Desak Polda Jambi Segera Bertindak

Headline

Jangan Gadaikan Fakultas Hukum UNJA ke Partai PAN: Intervensi Elite Politik dan Hilangnya Idealisme Mahasiswa

badge-check


					Jangan Gadaikan Fakultas Hukum UNJA ke Partai PAN: Intervensi Elite Politik dan Hilangnya Idealisme Mahasiswa Perbesar

Armando (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jambi) – Fakultas Hukum UNJA – Kontestasi Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Jambi kembali menyita perhatian. Namun, perhatian kali ini bukan pada adu gagasan, melainkan pada dugaan keterlibatan aktor eksternal kampus dalam proses pemilihan tersebut. Salah satu nama yang mencuat adalah Ansori, anggota DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Dapil Tebo.

Mahasiswa dari berbagai angkatan mempertanyakan mengapa politisi aktif bisa punya kepentingan dalam pemilihan BEM—lembaga yang seharusnya menjadi representasi aspirasi mahasiswa, bukan kepanjangan tangan partai politik.

“Kalau benar ada intervensi, ini preseden buruk bagi demokrasi kampus. Independensi kita sebagai mahasiswa dipertaruhkan,” ujar Armando salah satu mahasiswa FH UNJA.

Secara ideal, mahasiswa adalah _agent of change_ dan _social control._ Ketika terlibat dalam politik praktis, apalagi dengan afiliasi langsung ke partai tertentu, mahasiswa kehilangan posisi netralnya sebagai penjaga moral publik. Di Fakultas Hukum, tempat di mana nilai keadilan dan etika profesi ditegakkan, hal ini menjadi ironi besar.

*“Jangan gadaikan Fakultas Hukum ke partai politik (PAN) atau siapa pun.”* Seruan ini mulai bergema di tengah mahasiswa, sebagai respons atas dugaan politisasi ruang mahasiswa oleh kekuatan eksternal. Kampus seharusnya menjadi tempat penguatan nalar kritis, bukan ladang investasi politik elektoral.

Keterlibatan pihak eksternal seperti anggota legislatif menimbulkan tanda tanya besar:

Apakah ini bagian dari agenda jangka panjang partai politik dalam membentuk kader loyal sejak bangku kuliah?

Apakah suara mahasiswa masih murni, atau sudah dikalkulasi untuk kepentingan elektoral?

*Kampus harus tetap menjadi ruang bebas berpikir, bukan panggung politik partisan.* Otonomi kampus adalah prinsip yang tidak boleh dikompromikan. Kini saatnya mahasiswa FH UNJA berdiri menjaga marwah fakultas—agar tidak digadaikan kepada siapa pun, terlebih pada partai politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemuda Tanjab Timur Pertanyakan Kredibilitas Terpilihnya Try Ardiyansah dalam Musda KNPI Versi Iqbal Linus

4 Oktober 2025 - 07:48 WIB

Investigasi Khusus: Mengurai Jaringan Penyelundupan Emas Ilegal Jambi Menggurita Hingga ke Luar Negeri

4 Oktober 2025 - 03:42 WIB

DPRD Jambi Dikecam Usai Gelar Pertemuan Mendadak dengan PT SAS, Warga: Kami Tidak Butuh Dialog Lagi!

3 Oktober 2025 - 13:29 WIB

Aliansi Mahasiswa Pemuda Merangin Jambi: Gelar Aksi di DPP Partai Gerindra Tuntut Nonaktifkan Waka II DPRD Merangin

3 Oktober 2025 - 13:08 WIB

Ketegangan Kian Memanas: Warga Aur Kenali dan Mendalo Darat Tolak Pertemuan DPRD dengan PT SAS

3 Oktober 2025 - 13:04 WIB

Trending di Headline