Kota Jambi, 28 Mei 2025 – Kasus meninggalnya Muhammad Bayu Prasetyo (17), korban kecelakaan lalu lintas asal Kabupaten Sarolangun, kembali memantik perhatian publik. Korban sempat dirujuk ke RS Erni Medika, Kota Jambi, dalam kondisi kritis, namun sayangnya meninggal dunia setelah dirawat selama lima hari. Di tengah duka tersebut, netizen menyoroti keras pelayanan RS Erni Medika yang dianggap tidak maksimal.
Kegeraman netizen mencuat di media sosial. Salah satunya akun @Meviona yang menulis: “Saya pernah keguguran dan cuma dikasih Betadine.” Sementara itu, @mbakmunti mempertanyakan rujukan ke RS Erni Medika: “Coba pikir masak, pasien dari daerah kok bisa ke RS itu, padahal banyak RS besar yang dilewati, yang fasilitasnya lebih lengkap. Ada apa ya? Boleh komen ya.”
Tak kalah tajam, akun @petanisawit menyindir: “RS ini emang agak lain… permainannya sama sopir ambulans. Kalau kecelakaan pasti diantar ke sana.” Kritik juga datang dari akun @dapoermomyesi yang berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi rumah sakit lain: “Semoga menjadi pembelajaran untuk semua RS agar bisa lebih menghargai nyawa manusia.”
Seruan juga datang dari akun @ulilfadila57: “Janganlah anak cucu kita dibawak ke RS Erni Medika e,” dan @BakungCom menyebut langsung: “Itukan rumah sakit tidak berkualitas, mahal lagi, pelayanannya juga kurang bagus.”
Bahkan @mbakmunti menandai pejabat daerah: “Tolong Pak Wali usut sampai tuntas, kasian masyarakat sudah kena musibah malah dapat masalah.”
Klarifikasi RS Erni Medika
Menanggapi gelombang kritik, Kuasa Hukum RS Erni Medika, Ilhamsyah, SH, memberikan klarifikasi resmi. Ia menegaskan bahwa penanganan terhadap Muhammad Bayu Prasetyo telah dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Korban mengalami kecelakaan di Sarolangun pada Senin (5/5/2025) sekitar pukul 20.00 WIB dan dirujuk ke RS Erni Medika. Ia dirawat selama lima hari sebelum meninggal dunia pada Minggu (11/5/2025). Kami sudah menangani korban sesuai SOP, dan tidak ada pelanggaran dalam penanganan medisnya,” ujar Ilhamsyah.
Ia juga menyatakan pihaknya keberatan dengan sejumlah pemberitaan yang dianggap menyudutkan rumah sakit.
“Kami meminta wartawan yang memberitakan secara tidak berimbang untuk melakukan klarifikasi. Jika tidak, kami akan mempertimbangkan langkah hukum,” tegasnya.
Pertanyaan Publik Masih Menggantung
Meski klarifikasi sudah disampaikan, komentar miring publik belum mereda. Banyak yang mempertanyakan mengapa korban dibawa ke RS Erni Medika, padahal masih ada rumah sakit lain yang lebih besar dan lebih lengkap secara fasilitas dalam rute rujukan dari Sarolangun ke Kota Jambi.
Isu dugaan “permainan sopir ambulans” dengan rumah sakit tertentu juga kembali mengemuka, menyusul kecurigaan publik atas pola rujukan pasien kecelakaan.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi maupun Pemerintah Kota Jambi. Namun desakan masyarakat agar persoalan ini diusut tuntas makin menguat.