Adik Kepala Desa Tebat Patah Diciduk Polisi Beserta Motor Dinas, IMMJ Buka Suara Minta Ditindak Tegas
Di Desa Tebat Patah, yang seharusnya menjadi oase kesejahteraan, kini berubah menjadi panggung ironi. Adik kandung Kepala Desa ditangkap sebagai salah satu gembong narkoba, membawa dampak buruk bukan hanya untuk keluarga, tetapi juga reputasi pemerintahan desa. Lebih mencengangkan lagi, kendaraan dinas, Yamaha NMAX, yang harusnya digunakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat, malah menjadi alat bantu operasional narkoba. Apakah ini cara baru melayani masyarakat?
Ketua Ikatan Mahasiswa Muaro Jambi (IMMJ), Al Zikri, dengan lantang mendesak pihak terkait untuk tidak menutup mata. Bagaimana mungkin sebuah kendaraan dinas, yang wajib dirawat dan digunakan sesuai aturan, malah “bertransformasi” menjadi kendaraan operasional bandar narkoba? Apa ini bukti kelalaian, atau justru ada konspirasi yang lebih besar?
Kepala Desa Tebat Patah dianggap gagal total, baik dalam menjaga aset desa maupun moral masyarakatnya. Jika aset desa saja lepas kendali, bagaimana nasib masyarakat yang seharusnya dilindungi? Penangkapan adik kandung sendiri menjadi cermin buram dari ketidakmampuan seorang pemimpin menjaga lingkup terkecilnya.
Kendaraan dinas, yang jelas memiliki aturan penggunaan ketat, malah digunakan untuk “pengiriman paket khusus”. Atau mungkin, aturan tersebut sekadar hiasan di atas kertas? Jika motor dinas bisa dipinjam tanpa izin resmi dan digunakan untuk transaksi narkoba, apa jaminan aset desa lain tidak disalahgunakan juga?
Narasi ini tidak hanya tentang kendaraan dinas yang disalahgunakan, tetapi juga tentang kepercayaan masyarakat yang diinjak-injak. Kepala Desa yang seharusnya menjadi contoh, malah memberikan preseden buruk. Mungkin, alih-alih menjaga moral desa, lebih penting baginya menjaga “bisnis keluarga”?
IMMJ dengan tegas menuntut transparansi dan keadilan. Proses hukum harus berjalan tanpa tebang pilih. Kepala Desa yang gagal menjaga amanah harus mempertanggungjawabkan kelalaiannya. Jika tidak, apa bedanya pemimpin desa dengan mereka yang bersembunyi di balik bayang-bayang kejahatan?
Kasus ini adalah ujian besar bagi aparat penegak hukum dan pemerintah daerah. Jika dibiarkan begitu saja, maka ini menjadi sinyal bagi para pemimpin desa lain: kelalaian bukanlah dosa besar. Tapi jika ditindak tegas, ini adalah momentum untuk memperbaiki wajah pemerintahan desa yang sudah tercoreng.
Desa Tebat Patah mungkin patah secara nama, tapi jangan sampai jadi patah harapan seluruh masyarakatnya.